Kepribadian founder pada bisnis startup yang layak mendapat investasi
Untuk mempercepat pertumbuhan, seringkali sebuah startup membutuhkan pendanaan dari investor, baik yang berupa angel investor maupun Venture Capital (VC), secara umum ada tiga hal yang akan diperhatikan oleh para VC sebelum berinvestasi pada sebuah startup.
Startup tersebut harus mempunyai tim yang kuat, bisnis dengan pasar yang cukup besar, dan produk yang bisa berfungsi dengan baik.
Sayangnya, tiga hal tersebut seringkali sulit dinilai apabila startup tersebut masih dalam tahap awal pengembangan. Itulah mengapa para VC yang berinvestasi di pendanaan tahap awal, cenderung lebih memperhatikan kepribadian dari founder startup yang akan mereka beri investasi.
Berikut ini adalah tiga ciri-ciri founder startup yang berkualitas.
Mempunyai integritas pada hal-hal kecil
Hal pertama yang para investor lakukan ketika bertemu seorang founder startup adalah melihat mata dan cara mereka berinteraksi. Dari situ, mereka berharap bisa menilai apakah sang founder tersebut bisa ia percaya untuk menerima pendanaan atau tidak, mereka pun selalu memperhatikan integritas dari para founder tersebut, hingga pada hal-hal yang kecil seperti membalas email, hingga memenuhi janji. Apabila founder mempunyai integritas pada hal-hal yang kecil, saya yakin mereka juga akan punya integritas untuk hal-hal yang besar.
Mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
Setiap manusia pasti punya kelebihan dan kekurangan. Penting bagi seorang founder untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari diri mereka sendiri, dengan begitu, mereka bisa memaksimalkan kelebihan mereka, serta mau belajar untuk memperbaiki kekurangan mereka. Hal ini juga bisa membantu para founder tersebut untuk mengambil keputusan saat startup yang mereka pimpin masih berskala kecil, maupun telah berkembang menjadi perusahaan besar.
Memiliki Perspektif dan Paradoks
Hal terakhir yang harus dimiliki oleh seorang founder startup adalah kemampuan untuk mempunyai dua sikap yang sebenarnya bertentangan dalam waktu yang sama, alias paradoks. Para founder tersebut harus bersikap keras kepala ketika mereka tengah mengejar target, namun secara bersamaan juga bisa terbuka akan masukan dari orang lain.
Mereka pun harus mempunyai pengetahuan akan perkembangan startup di luar negeri, namun bisa mengembangkan startup mereka dengan cara yang sesuai dengan pengguna lokal. Menurut Willson, hal ini bisa berguna bagi para founder untuk tetap bertahan di tengah perkembangan dunia startup yang begitu dinamis.
Hal lain yang bisa membantu seorang founder startup untuk mendapat investasi dari VC adalah hubungan dengan para founder lain yang telah menjadi portofolio VC tersebut. mereka akan lebih percaya kepada seorang founder apabila ia bisa mendapat referensi dari orang-orang yang dikenal.
Diskusi Para Ikan